Refleksi Seorang Perempuan, dan Aku Bangga Itu
Sebuah cupilkan film:
"Cewek itu seperti kapas, sekalinya kena noda. Yaa bakalan keliatan. Dan susah untuk dihilangkan. Pasti tetap ada bekasnya."
By the way, did you know:
Tanggal 22 Desember adalah hari ibu.
Tanggal 8 Maret adalah hari perempuan sedunia.
Tanggal 21 April adalah hari kartini (Pejuang Wanita Indonesia)
Yeaaayyy...
Itu hanya untuk perempuan. Alhamdulilah yaa.. Satu lagi hal spesial untuk perempuan. Berbanggalah kita, kawan. Jangan ada rasa kecil hati ataupun rendah diri dengan martabat kita. Hidup perempuan...
"Cewek itu seperti kapas, sekalinya kena noda. Yaa bakalan keliatan. Dan susah untuk dihilangkan. Pasti tetap ada bekasnya."
Miris banget aku ngeliat film itu di tahun 2011. Rasanya perempuan itu begitu rapuh tak berdaya. Kesan ini mungkin sudah melekat lama bagi kaum hawa hingga sekarang.
Meskipun seperti itu, kita sebagai perempuan nggak bisa duduk menyendiri merenungi menjadi makhluk lemah. Meskipun kita hadir nomor dua setelah kaum Adam. Ini bukan alasan untuk menjadi yang termarginalkan. Kata "Emansipasi Perempuan" memang sudah tak asing lagi di telinga kita. Dan itulah jawabannya. Kita masih bisa bergerak. Kami bisa maju. Meskipun ada sebuah ungkapan yang mengatakan seperti ini:
"Kamu itu perempuan, sekolah tinggi-tinggi tuh percuma. Ujung-ujungnya pasti dapur. Ngurusin rumah, anak dan suami."
Orang tuaku sih nggak pernah ngomong seperti itu. Tapi berbeda dengan kebanyakan daerah yang masih sedikit terjamahi moderenisasi dan pendidikan. Hal tersebut bukan hanya kata-kata yang keluar dari mulut semata. Saat-saat produktif atau umur 20 tahun, kebanyakan dari mereka sudah menggendong 2 anak atau lebih. Bahkan jika perempuan berumur 18 tahun belum menikah, mereka menyebut perempuan itu perawan tua. Woww tega sekali yaaa.
Memang benar adanya. Perempuan memang sudah kodratnya seperti itu, tak jauh dari aktivitas melayani suami dan anak. Tapi salahkan kita, bila kita ingin melakukan apa yang bisa dilakukan oleh kaum pria?? Toh, kita tidak akan keluar dari batas kami sebagai perempuan. Kami hanya ingin merasakan indahnya berkarya di dunia. Ingin maju dengan segala keterbatasan kemampuan kami. Namun tetap, tidak ada kesetaraan antara kaum hawa dan kaum adam. Karena dalam hidup selalu ada tingkatan. Kaum Adam memang di atas kami, merekalah pemimpin kami.
Tak harus ada rasa kecil hati untuk seorang hawa. Kita justru terlahir istimewa. Kita diberi kesempatan untuk merasakan detik-detik sebuah awal kehidupan muncul. Mungkin sakit rasanya, tapi itulah perjuangan. Mamaku berkata:
"Perempuan akan menghargai ibunya dan dirinya sendiri ketika dia hamil dan melahirkan buah hatinya. Pertaruhan nyawa bergejolak pada moment itu."
Woooww dramatis banget. Kelak, aku pun akan merasakan hal itu aminn... Hanya perempuan yang bisa seperti itu, lelaki tidak (untuk skala manusia). Lain lagi kalau untuk kuda laut, yang melahirkan justru sang jantan.
Rasa takut pasti ada, tapi inilah hadiah istimewa dari ALLAH SWT. Perang berjuang kebenaran memang sudah jarang, tapi kita masih bisa berjuang di jalan yang benar. Kita tak perlu perang menggunakan senjata, cukup dengan melahirkan kita sudah melakukan perjuangan yan amat mulia. Perjuangan yang tak begitu mudah, perlu waktu sembilan bulan atau lebih untuk persiapan. Hidup dan mati seorang ibu dipertaruhkan di sini. Masih ingatkah dengan kalimat ini:
"Surga ada di bawah telapak kaki ibu."
Ibu adalah seorang perempuan tangguh. Berbanggalah kita sebagai perempuan. Calon seorang ibu yang akan merasakan hasil perjuangan panjangnya. Untuk mendengar suara tangisan manja seorang bayi. Merawat, membesarkan dan menemaninya tumbuh dewasa hingga dia siap menjadi dirinya, seorang calon ibu.
Allah SWT begitu baik terhadap umatnya. Janganlah kita kecewakan ataupun melalaikan pemberian-Nya. Karena istimewanya lah kita harus menjaga baik diri kita. Ibarat jual beli, wanita itu bagaikan suatu barang. Karena kita istimewa, tatkala ada yang menginginkan kita diperlukan proses sakral dan suci. Yakni ijab kabul dalam suatu pernikahan. Kasarnya, kaum hawa laksana barang yang akan dimiliki oleh seseorang. Dan sudah saatnya kita memberikan yang terbaik. Jangan mengecewakan sang pembeli, sang imam kita.
Jagalah sesuatu yang tak bisa dibeli dengan apapun termasuk uang. Sesuatu yang hanya Allah SWT berikan satu kali dalam seumur hidup. Sesuatu inilah yang menjadi barometer dan pandangan seorang lelaki terhadap perempuan. Kesucian. Pada dasarnya, lelaki akan mampu menilai akhlaq wanita lewat barometer itu. "Apakah dia pantas mendapatkan cinta tulusku dan menjadi istri dari anak-anakku kelak? Menjadi figur teladan bagi anak-anakku?" Rentetan pertanyaan dalam pikir lelaki.
Janganlah sesuatu ini hilang hanya karena godaan dunia. Sesuatu ini adalah kado dari Allah SWT untuk perempuan. Jangan sampai seseorang yang seharusnya mendapatkan itu, hanya bisa mengelus dada dan kecewa pada akhirnya. Pedulikanlah dia. Karena dia pun amanat dari Allah SWT untuk kita.
"Perempuan itu harus seperti guci istimewa. Guci unik yang selalu dilirik pasang mata, namun tak sembarang orang bisa menyentuh. Guci unik seperti itu akan semakin mahal harganya. Tapi, semakin banyak peminatnya. Karena mereka (pembeli) ingin yang spesial." Ini kata salah satu dosenku. Lagi-lagi kita dikatain barang, hadeehhh... heheheeheh :)
Ayahku pun pernah berkata seperti ini :
"Perempuan yang baik-baik pasti mendapatkan lelaki yang baik-baik pula. Begitupun sebaliknya."
Finally,
menjadi orang yang baik-baik rasanya nggak ada ruginya. Jangan hanya kita menginginkan sosok yang baik, tapi kita juga harus berusaha menjadi orang yang baik-baik seperti filosofi guci istimewa tadi. Ingat, kita yang menanam benih, berarti kita juga yang memanen buahnya. Dunia akan terasa indah, kawan. Jika kita tidak menyimpang dari alur yang sudah digoreskan oleh Allah SWT.
By the way, did you know:
Tanggal 22 Desember adalah hari ibu.
Tanggal 8 Maret adalah hari perempuan sedunia.
Tanggal 21 April adalah hari kartini (Pejuang Wanita Indonesia)
Yeaaayyy...
Itu hanya untuk perempuan. Alhamdulilah yaa.. Satu lagi hal spesial untuk perempuan. Berbanggalah kita, kawan. Jangan ada rasa kecil hati ataupun rendah diri dengan martabat kita. Hidup perempuan...
Komentar
Posting Komentar