Dari Tulisan, Oleh Tulisan, Untuk Tulisan
source image: http://thedictionaryprojectblog.com |
Aku memang tertarik atau mungkin aku telah jatuh cinta dengan MENULIS. Kata-kata yang melahirkan sebuah kalimat dan berujung pada sebuah tulisan telah menjadi sahabat hidupku. Walau aku berada dalam lingkup biologi, aku masih bisa merasakan atmosfir sebuah tulisan walaupun itu berbau ilmiah. Hampir 3 tahun lebih aku selalu menulis tulisan untuk hasil tiap rangkaian praktikum di kampus ku, begitu pun dengan tugas akhir ku sekarang. Benar adanya jika hidup memang tak lepas dari sebuah tulisan. I’m believe it
Tulisan memang memberikan semerbak pesona dan keperkasaannya. Pesona tulisan mengajarkanku segala sesuatu yang memang belum sempat aku jamahi. Sesuatu yang memang layak kutau. Dengan tulisan, aku bisa tau keadaan dunia di luar sana tanpa aku menyinggahi satu per satu tempat yang ada di dunia. Namun terkadang hal itu justru membuatku sedikit iri hati. Aku selalu berkeinginan untuk keluar dari sangkar ini. Melihat seperti apakah di belahan dunia sana. Apakah yang terjadi disana, bagaimana itu bisa terjadi, kapan itu akan terjadi kembali dan blaa blaa blaaaaa....
Dan inilah kekuatan dari sebuah tulisan. Tak kusangka, lewat sebuah tulisan aku mampu menembus batas provinsi wilayah yang aku tempati kini. Mungkin ini adalah hal yang biasa bagi seorang penulis profesional dan berpengalaman, namun sangat luar biasa bagiku sebagai penulis amatir. Yogyakarta dan Surabaya menjadi salah satu saksi dari kekuatan sebuah tulisan.
Mengunjungi sebuah daerah bukan untuk sekedar berlibur tentu merupakan hal yang tak biasa. Seperti ada kans tersendiri ketika kaki ini menginjak sebuah daerah tersebut. Ada sedikit perasan keringat dan usaha yang tak sedikit untuk menggapai kota-kota tersebut. Perjuangan, mungkin itu kata yang tepat untuk mengatasnamakan perjalananku. Butuh perjuangan untuk aku sampai hingga kota itu, dan ketika aku disana aku pun akan melanjutkan perjuanganku hingga titik darah penghabisan. Tulisan menjadi sebuah golden ticket bagiku untuk merambah berbagai kota.
Aku memang pengecut. Tulisan pun menjadi senjata andalan untuk mengatasnamakan sesuatu yang tak bisa kuungkapkan namun tak bisa kubiarkan begitu saja. Sesuatu yang begitu indah dan unik. Sesuatu yang sebenarnya aku nggak tau kenapa hal itu bisa terjadi, bagaimana cara aku menghadapi hal itu dan kapan aku bisa menghentikan hal itu. Kertas dan tinta balpointku seakan resah dan bosan mendengar segala curahan hatiku. Namun untung saja mereka tidak bisa berbicara dan menolak keinginanku. Tulisan menjadi sahabat terbaikku ketika sahabat nyataku tak bisa hadir di sisiku.
Tulisan menjadi kekuatan tersendiri yang mampu membuat aku lebih kuat dan tegar ketika aku membaca kembali tulisan yang pernah aku goreskan sebelumnya. Dengan tulisan aku bisa berbagi banyak cerita. Tak hanya untukku seorang, namun bagi anak dan cucu ku kelak. Aku dapat mengatakan kepada mereka bahwasannya aku punya catatan cerita manis, pahit ataupun getir. Pernah ku membayangkan ketika kelak aku duduk di kursi goyang membaca tulisan-tulisanku yang telah usang dilahap waktu. Sungguh indah nan syahdu, layaknya lembayung senja di ufuk barat. Dan aku pun semakin bergairah untuk terus dan terus mengukir tulisan di sisa hidupku.
Komentar
Posting Komentar